menuntaskankemiskinan

Nasehat lukman al-hakim
"hai anakku! berusahalah untuk menghilangkan kemiskinan dengan usaha yang halal , sesungguhnya orang yang berusaha dengan jalan yang halal itu, tidaklah dia akan mendapat kemiskinan kecuali apabila dia telah di hinggapi oleh tiga macam penyakit:
1. tipis kepercayan agamanya 2. lemah akalnya 3. hilang keshopannya"

Selasa, 23 November 2010

Klasifikasi Manusia Dalam Ta'awun (Tolong Menolong)

Ada empat kelompok manusia dalam ta’awun, yaitu:

1. Al Mu’in wal Musta’in


Yaitu orang yang memberi pertolongan dan juga minta tolong. Orang ini memiliki sikap timbal balik dan inshaf (keseimbangan). Ia laksanakan kewajibannya, ia juga mengambil apa yang menjadi haknya. Ia seperti orang yang berhutang ketika sangat butuh, dan menghutangi orang lain ketika sedang dalam kecukupan.

2. La Yu’in wa la Yasta’in

Yaitu orang yang tidak mau menolong dan juga tidak minta tolong. Ia ibarat orang yang hidup sendirian dan terasing. Tidak mendapatkan kebaikan, tetapi juga tidak mendapatkan kejelekan orang. Dia tidak dicela karena tidak pernah mengganggu, tetapi tidak pernah mendapatkan kebaikan dan ucapan terima kasih karena tidak melakukan sesuat untuk orang lain. Namun posisinya lebih dekat pada posisi tercela.

3. Yasta’in wa la Yu’in

Yaitu orang yang maunya minta tolong tetapi tidak pernah mau menolong. Ia adalah orang yang paling tercela, terhina, dan terendah. Ia sama sekali tidak punya semangat berbuat baik dan tidak punya perasaan khawatir mengganggu orang. Tidak ada kebaikan yang diharapkan dari orang tipe ini. Maka cukuplah seseorang dianggap hina jika ketidakberadaannya membuat orang lain lega dan merdeka. Ia tidak mendapatkan loyalitas dan ukhuwah. Di masyarakat, ia malah sering menjadi penyakit (biang kerok) dan racun yang mengganggu.

4. Yu’in wa la Yasta’in

Yaitu orang yang selalu menolong orang lain, namun dia tidak meminta balasan pertolongan mereka. Ini merupakan orang yang paling mulia dan berhak mendapatkan pujian. Dia telah melakukan dua kebaikan dalam hal ini, yaitu memberi pertolongan dan menahan diri dari mengganggu orang. Tidak pernah merasa berat di dalam memberi bantuan dan tidak pernah mau berpangku tangan ketika ada orang lain butuh pertolongan.
(sumber : majalah tatsqif edisi Ramadhan-Syawal

Sistem Masyarakat Islam dalam
Al Qur'an & Sunnah


oleh Dr. Yusuf Qardhawi

TA'AWUN, TANAASUR DAN TARAAHUM

Ta'awun (saling tolong menolong), tanaashur (saling mendukung) dan taraahum (saling berkasih sayang) adalah merupakan buah dari ukhuwah. Karena apalah artinya berukhuwah jika kamu tidak membantu saudaramu ketika memerlukan dan menolongnya ketika dia ditimpa oleh cobaan, serta belas kasihan kepadanya ketika ia lemah.
Rasulullah SAW telah menggambarkan tuiuan saling tolong menolong dan keterikatan antara kaum Muslimin dalam bermasyarakat antara yang satu dengan lain dengan gambaran yang mantap. Sebagaimana dalam sabdanya:
"Mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya. (Rasulullah SAW sambil memasukkan jari-jari tangan ke sela jari jari lainnya) (HR. Muttafaqun 'alaih)
Satu batu merah tentu saja lemah, meskipun terlihat kuat. Dan seribu batu bata yang berserakan (tidak teratur), tidak mampu berbuat apa-apa yang tidak bisa berbentuk bangunan. Akan terbentuk bangunan yang kuat manakala batu bata itu disusun dengan teratur dalam susunan yang rapi dan kokoh sesuai dengan aturan yang berlaku. Ketika itulah akan terbentuk dari batu-batu tersebut dinding yang kokoh dan dari dinding-dinding itu akan terbentuk rumah yang kuat pula, yang tidak mudah dirobohkan oleh tangan-tangan yang merusak.
Rasulullah SAW dalam hadits lainnya juga menggambarkan keterikatan masyarakat Islam antara yang satu dengan yang lainnya dalam bentuk cinta dan kasih sayang sebagai berikut:
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam (menjalin) cinta dan kasih sayang di antara mereka bagaikan tubuh yang satu, apabila ada anggota (tubuh) yang merasa sakit, maka seluruh anggota yang lainnya merasa demam dan tidak bisa tidur." (HR. Muslim)
Anggota tubuh yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan dan tidak bisa terpisah serta tidak akan bisa hidup sendiri-sendiri. Maka tidak bisa terpisah antara alat pernafasan dengan alat pencernaan, atau keduanya dengan tekanan darah. Masing-masing saling menyempurnakan satu dengan yang lainnya. Maka dengan kerjasama antar bagian tubuh dan saling membantu, seluruhnya akan hidup dan akan terus berkembang dan bisa berperan aktif.
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Orang-orang Muslim itu darahnya saling menyuplai, yang lemah di antara mereka akan berusaha membebaskan tanggungannya dan yang kuat di antara mereka berusaha menyelamatkan yang lemah, mereka adalah satu tangan (kekuatan) untuk menghadapi pihak-pihak selain mereka (musuh-musuh mereka), yang kuat membantu yang lemah dan yang cepat menolong yang lambat." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Rasulullah SAW juga memasukkan unsur (pemahaman) baru dalam menolong Muslim terhadap Muslim lainnya, yaitu dengan sabdanya:
"Tolonglah saudaramu, baik yang berbuat zhalim maupun yang dizhalimi," Nabi ditanya, "Kalau yang dizhalimi kami bisa menolong, bagaimana dengan orang yang menzhalimi wahai Rasulullah? Nabi SAW bersabda, "kamu pegang kedua tangannya atau kamu cegah dia dan kezhaliman, itulah cara kita menolongnya." (HR. Bukhari)
Al Qur'an Al Karim mewajibkan saling menolong dan memerintahkannya dengan syarat dalam hal kebaikan dan ketaqwaan. Ia mengharamkan dan melarang saling menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan, Allah SWT berfirman:
"Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (Al Maidaah: 2)
Al Qur'an juga memerintahkan agar orang-orang yang benman antara sebagian dengan sebagian lainnya saling berwalat (mendukung), itulah salah satu konsekuensi keimanan, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perernpuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf mencegah dari yang munkar." (At-Taubah: 71)
Ini sebagai kebalikan dari sifat-sifat orang munafik yang juga berbuat demikian, sebagaimana firman Allah SWT:
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma'ruf." (At Taubah: 67)
Sebagaimana dilakukan juga oleh para sahabat, Allah SWT berfirman tentang mereka sebagai berikut:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (Al Fath: 29)
Maksud dari ayat di atas adalah agar yang kuat itu membantu yang lemah, yang kaya mengulurkan tangan kepada yang miskin. Hendaknya seorang yang alim mengajari yang bodoh, yang tua mengasihi yang muda, begitu pun yang muda menghormati yang tua, dan hendaknya yang bodoh itu mengetahui kewajibannya terhadap yang alim, dan hendaknya seluruh kaum Muslimin berada dalan satu shaf untuk menghadapi tantangan dan konspirasi (persekongkolan) musuh baik dalam keadaan perang maupun dalam keadaan damai. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam keadaan berbaris (bershaf-shaf), seakan-akan mereka bagaikan bangunan yang tersusun kokoh."(As-Shaf: 4)

Minggu, 21 November 2010

kemaslahatan


Konsep Dasar Ta’wun dan Manfaatnya

ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Dalam Al Qur’anul Karim pada QS. Al-Maidah: 2, yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dari bahasa aslinya Arab, mudah-mudahan sesuai dengan isi, pokok, dan maksud serta hikmah sesuai dengan yang aslinya, sebagaimana berikut :
”Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. Al-Maidah: 2)
Tolong menolong atau ta’awun, tidak bisa dipungkiri, pada hakekatnya adalah sifat dasar dan kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dipungkiri. Kenyataan membuktikan, bahwa suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan orang lain, tidak akan pernah dapat dilakukan sendirian secara pribadi oleh seseorang meski dia memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang hal itu. Ini menunjukkan, bahwa tolong-menolong dan saling membantu adalah keharusan dalam hidup manusia.
Ta’awun banyak sekali memberikan manfaat kepada manusia, di antaranya :
  • Tolong-menolong, pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan lebih sempurna. Sehingga jika di satu sisi ada kekurangan, maka dapat saling menutupi.
  • Syiar Islam akan lebih sempurna.
  • Ta’awun dan berpegang teguh kepada al-jama’ah adalah perkara ushul (pokok) dalam ahlus sunnah wal jama’ah. Dengan tolong-menolong, maka telah terealisasi salah satu pokok ajaran Islam.
  • Dengan saling menolong dan kerja sama, maka akan memperlancar pelaksanaan perintah Allah سبحانه وتعلى, membantu terwujudnya amar ma’ruf dan nahi munkar.Dapat menguatkan ukhuwah antara sesame manusia, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلّم.
  • Melahirkan cinta dan kasih sayang diantara sesama manusia, dan insya Allah سبحانه وتعلى  dapat menjauhkan berbagai macam fitnah., sebagaiman firman Allah سبحانه وتعلى  dalam Surrah Al Ashr.
  • Mempercepat tercapainya target pekerjaan, dan dapat pula menghemat waktu. Sebab waktu amat berharga bagi kehidupan seorang muslim.
  • Memudahkan pekerjaan, memperbanyak orang berbuat baik, menguatkan rasa persatuan dan saling membantu. Jika dibiasakan, maka itu akan menjadi modal kehidupan sebuah ummat.
Sumber: Kutaib “At-Ta’awun wa Atsaruhu fi at-Taghyir” Abdullah bin Sulaim al-Qurasyi.
وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات

Al Qordul Hasan

Tag Archive 'Al Qordul Hasan : Cara efektif mengatasi krisis dan kemakmuran rakyat kecil'

Mar272009

Al Qordul Hasan : Jurus Ampuh Mengatasi Krisis dan Kemakmuran Rakyat Kecil

Sektor riil di tengah masyarakat juga semakin pelan jalannya, jangankan pertumbuhannya. Banyak sekali usaha kecil dan mikro semakin terjerembab kepada jeratan para lintah darat , dari yang ‘resmi’ hingga hingga yang berkedok ‘resmi’ atau bahkan yang tidak ‘resmi’ sekalipun. Jangankan mereka mau membayangkan kapan hutangnya lunas, untuk menutup pokok dan bunga angsurannya hari esok .. atau minggu esok saja mereka harus memeras otak dan tenaganya jauh lebih extra. Hingga tidak jarang, saudara-saudara kita tersebut sampai terkuras MODALnya hanya agar tidak dibentak-bentak oleh paraDebt Collector para lintah darat yang semakin tidak berperikemanusiaan tingkahnya.
Al Qardul Hasan, adalah sebuah jawaban yang tepat untuk mengatasi dan sebagai sebuah solusi alternatif dari masalah hutang yang menimpa saudara-saudara kita tersebut. Program Al Qardul Hasan bersumber utama dari INFAQ dan SHADAQOH yang telah diberikan oleh Anda yang telah dititipi harta yang lebih dari Allah SWT. Karena memang di sebagian harta yang kita miliki itu, adalah terdapat hak orang lain yang membutuhkannya.
Dana INFAQ dan SHODAQOH yang terkumpul, kemudian diputar dengan cara dipinjamkan SECARA LUNAK kepada golongan masyarakat yang masuk dalam daftar dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh syariah Islam, sesuai dengan urutan-urutannya.Dengan fokus utama adalah : saudara-saudara kita yang terjerat oleh Rentenir, memiliki usaha produktif, dan masuk dalam kategori miskin atau bahkan fakir.
Pinjaman tersebut sangat lunak, karena si peminjam cukup hanya mengembalikan Pokoknya saja tanpa dengan tambahan dan potongan biaya apa pun. Dengan jangka waktu sesuai dengan janji si peminjam dan kesepakatan antara peminjam dan Lembaga ZIS, sebagai penyalur.
Dana tersebut diharuskan untuk dikembalikan pokoknya saja dengan cara diangsur, karena dana Al Qardul Hasan adalah termasuk dalam kriteria DANA BERGULIR. Dana yang setiap saat harus diberikan pula kepada anggota masyarakat yang lain.
Tujuan dari pemberian dana tersebut, adalah terangaktnya kemakmuran golongan masyarakat miskin. Sehingga diharapkan apabila dia sudah merasa terbantu oleh adanya Dana tersebut, hatinya pun akan terketuk untuk mengeluarkan INFAQ dan SHODAQOH atas hartanya, dan memupuk rasa KEPEDULIAN kepada sesama umat manusia.
Akhir dan tujuan utama dari AL Qordul Hasan adalahkemakmuran masyarakat sebagai akibat dari EFEK BERANTAI yang timbul dari pengadaan penggalian dana INFAQ & SHADAQOH para MUZAKI, dengan didasari oleh sifat serta rasa kepedulian yang tinggi kepada sesama.